Total Tayangan Halaman

Kamis, 26 Maret 2015

Teruntuk Syeikh Hisyam Nizami

Telah ku baca Layla Majnun. Bagi ku karya puitis mu terluar biasa. Aku merasa bagai candu dan tak merasa bosan untuk mengulang kata demi kata. Bahkan kalimatnya pun ku pahami tersirat sekali dan aku ulangi berkali-kali. Tak bosan aku membacanya. Ada keindahan ditulisan romantis mu. Aku yakin itu wahyu malaikat Jibril membisikan bahasa keindahan cinta. Aku terlelap bagai bulu merpati kuyup tak berkutik dengan air sekujur tubuh. Salah jikalau Karl Marx menganggap agama adalah candu, puitis engkaulah membuat percintaan pahit terasa manis, getir menjadi nikmat. Sekuat hati kau tuliskan, aku terkesan dan candu bagi umat manusia. Kaulah keadaan ku bila mungkin sekarang ini. Aku ingin memisahkan hati dan pikiran. Antara hayalan kecintaan dan kenyataan hidup yang tentu berbeda. Aku terlahir mungkin bukan untuk dicintai, namun aku tetap selalu akan mencinta. Aku mencoba menyimpannya layaknya permata. Aku simpan dan aku tuliskan bahwa cinta itu memang ada. Kenangan itu memang ada. Masa lalu penuh keindahan dan itu benar adanya. Aku merasa dan pernah bersama mu memang itu ada.

Syeikh persembahan tulisan ini terinspirasi karena mu. Aku memang mengenal mu dan tidak mengenang mu. Bisa saja saat ini akulah Majnun yang kau telah tuliskan dalam ratusan tahun yang lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar