Berjalan sore ini sendiri menikmati bebatuan setapak. Nampak kehijauan sudah membangkitkan menyembuhkan. Alam ini terasa berkawan tanpa tahu mereka menghibur kesendirian ku. Menatap daun dan kehangatan mentari menahan aku untuk diam. Hati belum dapat melupakan kenangan. Butuh beribu musim untuk meniadakannya. Jalan setapak masih ku kenali licin remah untuk dilintasi. Aku kan berikan pada mereka saja perasaan begitu terasa dalam.
Gundukan pasir ini berkumpul dan hampir mengeras. Aku ingin seperti itu, kuat dan tak tersakiti. Kembalilah aku menjadi debu entah kemana tidak merasa keadaannya. Beribu musim aku harap lebih cepat lagi dan menghilangkan ku. Penuh sudah membenamkan dada. Kembalilah seperti dahulu, tertiup angin tanpa tahu kemana adanya. Tiadalah aku dan rasa.
Gundukan pasir ini berkumpul dan hampir mengeras. Aku ingin seperti itu, kuat dan tak tersakiti. Kembalilah aku menjadi debu entah kemana tidak merasa keadaannya. Beribu musim aku harap lebih cepat lagi dan menghilangkan ku. Penuh sudah membenamkan dada. Kembalilah seperti dahulu, tertiup angin tanpa tahu kemana adanya. Tiadalah aku dan rasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar