Teringat nya selalu. Aku membuat tulisan lagi dan lagi. Dari detak jantung. Otak bekerja keras mengikuti rasa. Kuat sekali pikiran ku tentang dia. Gambaran jelas memakan waktu. Apa tak ku beri padanya. Sekali lagi aku takut menemui nya. Suara kencang benturan pintu. Aku tunda dan tunda lagi. Aku hanya melihat wajahnya. Gerak tubuhnya menggetarkan jiwa. Tatapan senyumnya walau ku tak senyum. Dia ringan senyum dan mengikuti ku. Setelah semua berlalu. Tak dapat ku temui hatinya. Aku mencari lagi hilangnya. Mata bersinar dengan pasti senyum ku tanpa ekspresi.
Dia tidak tahu aku tidak menyukai perpisahan. Wajah ku pun tidak tersenyum. Pikir ku selalu bersama. Sepanjang jalan ku tak dapat tersenyum.Tanyanya mengapa aku tak tersenyum, namun diam ku menjawab. Bersama lama bersamanya butuh ku. Mungkin sampai getaran jiwa mereda terhenti. Senyumnya tidak terlupa. Aku hidup. Aku dapat mendengarnya bernyanyi, tertawa. Canda tak pernah habis. Meski waktu memakan umur ku. Keadaan sedih tanpa tahu tiba mengantar. Aku tak mau berpisah menutup pintu ini. Ketukan selalu dibukanya dengan senyum. Kabar kerinduan habiskan waktu, sungguh terasa singkat. Tak lama di sini. Cepat dan terlalu cepat lalu berpisah kembali.
Berlalu nyata menjadi bayang dan menjadi rindu. Pertemuan kembali aku tahan. Aku tahu setelah itu rindu ku terbalas perpisahan. Sedang getar jiwa tak pernah mereda. Kita berpisah lagi. Kau melepas senyuman perpisahan, dan aku diam merasa kehilangan.
Dia tidak tahu aku tidak menyukai perpisahan. Wajah ku pun tidak tersenyum. Pikir ku selalu bersama. Sepanjang jalan ku tak dapat tersenyum.Tanyanya mengapa aku tak tersenyum, namun diam ku menjawab. Bersama lama bersamanya butuh ku. Mungkin sampai getaran jiwa mereda terhenti. Senyumnya tidak terlupa. Aku hidup. Aku dapat mendengarnya bernyanyi, tertawa. Canda tak pernah habis. Meski waktu memakan umur ku. Keadaan sedih tanpa tahu tiba mengantar. Aku tak mau berpisah menutup pintu ini. Ketukan selalu dibukanya dengan senyum. Kabar kerinduan habiskan waktu, sungguh terasa singkat. Tak lama di sini. Cepat dan terlalu cepat lalu berpisah kembali.
Berlalu nyata menjadi bayang dan menjadi rindu. Pertemuan kembali aku tahan. Aku tahu setelah itu rindu ku terbalas perpisahan. Sedang getar jiwa tak pernah mereda. Kita berpisah lagi. Kau melepas senyuman perpisahan, dan aku diam merasa kehilangan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus