Total Tayangan Halaman

Kamis, 07 April 2011

Terserah

Kusebut terserah pada hubungan kita. Kau boleh diam, atau panjang lebar bicara dan aku mendengarkan. Terserah walau kau jauh dengan mengingat aku atau tidak. Pandangan pikiranku aneh? Tapi bila kau pikirkan apakah kekasih akan bersenang-senang tanpa kesayangannya? Bagiku itu malah lebih aneh. Orang gila saja ingin ditemani pasangan hidupnya. Aku harus bagaimana? Apakah menahan semua rindu bertubi-tubi memakan hatiku? Kau pernah berkata,”aku selalu ingin mengerti kamu.” Perkataan itu hilang dikala facebook memudahkan membuat status. Twiter kehilangan gagasan dewasa. Semua bahasa manja, nakal diumbar layak penjajak minuman segar. “Capek deh!” Atau,”So What gitu Loh!” Ungkapan apa itu. Lebih baik istirahat atau melakukan doa untuk diri sendiri. Karena selama ini orang tua belum tentu mendoakan. Mengapa tubuh privasi diumbar-umbar tanpa pernah ditanya harganya berapa? Maaf otak kiriku sedang bekerja tentang hubungan tanpa perhatian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar