Perasaan cintaku terkumpul menjadi curam, ketika kekasih menghilang begitu saja. Aku sadari, aku tak perlu egois, congkak, hingga engkau tak ingin melihat aku lagi. Aku tidak indahkan perasaan sayangku, aku justru pergi menemui kebencianku, sungguh bodohnya aku. Aku seperti mesin tanpa maaf untuk mengakhiri cintaku yang sebelumnya. Aku egois yang hadir hanya untuk membisu, seakan hidup hanya benar dan salah. Aku tahu hidup itu bukan hitam atau putih. Sungguh aku tidak memiliki kebodohan ataupun kepintaran. Aku hanya memiliki kehangatan dalam hidup tanpa mesti merasa melihat dan selalu mengetahui. Merasa mencinta dan selalu lebih baik.
Akhinya untuk mengakhiri kecongkakanku atau kebenaranku hanya dengan kehangatan. Dengan begitu aku harmoniskan segala kekuranganku, kebodohanku, kemarahanku, kecongkakanku, ketidakmengertianku, keangkuhanku, kecuranganku, kesalahanku.
Aku tahu tiada kelemahan bila kehangatan hadir untuk menyadari, mengilhami, menghiasi, mempelajari, mengasihi, menghidupi, mencintai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar